Analisis Kemiskinan Multidimensi di Provinsi Jawa Tengah, 2011-2013
DOI:
https://doi.org/10.34123/jurnalasks.v10i2.72Keywords:
Kemiskinan Multidimensi, Metode Alkire-Foster, DeprivasiAbstract
Kemiskinan merupakan masalah yang kompleks, sehingga diperlukan pendekatan yang lebih tepat untuk mengukur fenomena kemiskinan yang kompleks dan bersifat multidimensional tersebut. Dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2011—2013 dan metode Alkire-Foster, penelitian ini mencoba mengukur kemiskinan ditinjau dari berbagai deprivasi yang dialami oleh penduduk di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan 3 dimensi, yaitu: nutrisi dan kesehatan, pendidikan, serta standar hidup, dengan 10 indikator, yaitu: konsumsi kalori rumah tangga, konsumsi protein rumah tangga, lama sekolah, partisipasi sekolah, bahan bakar memasak, sanitasi, air bersih, akses listrik, jenis lantai terluas, dan aset yang dimiliki. Hasil menunjukkan bahwa kemiskinan yang diukur dengan hanya mempertimbangkan dimensi moneter ternyata memberikan gambaran yang berbeda dengan kemiskinan yang diukur dengan mempertimbangkan berbagai dimensi (multidimensi), meskipun sama-sama menunjukkan fenomena perdesaan. Persentase penduduk miskin multidimensi yang lebih besar dibanding persentase penduduk miskin moneter mengindikasikan bahwa terdapat penduduk yang tidak teridentifikasi miskin secara moneter namun masih mengalami deprivasi pada berbagai dimensi kemiskinan yang lain. Kontributor terbesar terhadap tingkat kemiskinan multidimensi di Provinsi Jawa Tengah pada 2011—2013 adalah dimensi nutrisi dan kesehatan, yang diikuti dengan dimensi standar hidup dan pendidikan.
Kata Kunci: Kemiskinan Multidimensi, Metode Alkire-Foster, Deprivasi